Jakarta, CNBC Indonesia – Mata uang riyal Iran terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca serangan Iran terhadap Israel Sabtu lalu (13/4/2024).
Di pasar tidak resmi tercatat riyal Iran sempat anjlok ke rekor terendah terhadap dolar AS setelah rudal dan drone secara besar-besaran diluncurkan ke Israel sehingga memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Dilansir dari CNBC International, nilai tukar berada pada 705.000 rial/US$ di pasar terbuka sekitar pukul 10:30 waktu setempat pada hari Minggu, menurut data dari situs pemantauan valuta asing Bonbast.
Israel mengatakan pihaknya mengidentifikasi 300 “ancaman dari berbagai jenis” dan menghilangkan “99%” dari ancaman yang menuju tanah Israel sebagai bagian dari serangan hari Sabtu, yang digambarkan oleh pemimpin sekutu AS Joe Biden sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Perkembangan ini menandai serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran, dan Teheran kini menghadapi risiko terkena pembatasan perdagangan dan diplomatik lebih lanjut.
Selain itu, permasalahan ekonomi Iran juga memberikan tekanan bagi mata uangnya.
Inflasi Iran yang sangat tinggi yang dipicu oleh sanksi AS yang diterapkan pada masa pemerintahan Donald Trump, yang juga telah mengurangi penjualan beberapa ekspor utama Teheran.
Untuk diketahui, inflasi Iran saat ini berada di angka 35,8% atau sekitar delapan kali lebih besar dibandingkan Israel.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Bos Pizza Hut Curhat Bisnis Lesu Akibat Gerakan Boikot
(rev/rev)