Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka kembali melemah pada perdagangan sesi I Kamis (30/5/2024), mengekor bursa saham global yang juga berjatuhan akibat naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,22% ke posisi 7.124,3. Selang tujuh menit setelah dibuka, koreksi IHSG makin membesar yakni merosot 0,85% menjadi 7.079,7. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.000 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 94.539 kali.
IHSG dibuka merana seiring dengan naiknya yield obligasi pemerintah AS (US Treasury). Pada penutupan perdagangan kemarin, yield Treasury acuan tenor 10 tahun naik menjadi 4,616%, menjadi yang tertinggi sejak awal Mei 2024.
Yield Treasury kembali naik setelah lelang obligasi 5 tahun oleh Departemen Keuangan AS senilai US$ 70 miliar menunjukkan permintaan yang rendah. Rasio bid-to-cover, yang merupakan ukuran permintaan yang diawasi dengan ketat, berada pada angka 2,3, di bawah rata-rata 10 lelang sebesar 2,45.
Kenaikan yield Treasury juga terjadi karena investor mempertimbangkan keadaan perekonomian Negeri Paman Sam, setelah beberapa data ekonomi yang dirilis baru-baru ini menunjukkan bahwa perekonomian Negeri Paman Sam semakin kuat dan dapat membawa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dapat bersikap hawkish untuk jangka waktu yang lebih lama.
Tidak sampai di situ, konsumsi masyarakat AS juga diperkirakan masih cukup kuat.
Mengutip hasil Conference Board, indeks kepercayaan konsumen AS naik pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada bulan sebelumnya dan di atas ekspektasi pasar yakni 95,9.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
IHSG Terbang Lagi, Sempat Melesat 1% & Sentuh Level Tertinggi
(chd/chd)