Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah terpantau kembali diperdagangkan di zona hijau pada perdagangan Rabu (29/5/2024), di tengah ekspektasi pasar bahwa produsen besar bakal mempertahankan pengurangan produksi pada pertemuan 2 Juni mendatang, di tengah konsumsi bahan bakar akan mulai meningkat dengan dimulainya masuknya liburan musim panas.
Per pukul 09:17 WIB, harga minyak mentah jenis Brent menguat 0,23% ke posisi harga US$ 84,41 per barel. Sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terapresiasi 0,39% menjadi US$ 80,14 per barel.
Pada perdagangan Selasa kemarin, harga minyak global terpantau terbang, dengan Brent melesat 1,35% di posisi US$ 84,22 per barel, sedangkan WTI melejit 2,71% di US$ 79,83 per barel.
Pasar memperkirakan OPEC+ akan mempertahankan pengurangan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari, meski permintaan akan bahan bakar minyak cenderung akan meningkat dengan dimulainya masuknya liburan musim panas.
Liburan Memorial Day pada Senin kemarin menandakan dimulainya musim puncak permintaan di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, dan mempertahankan pengurangan produksi akan menjaga harga tetap terdukung seiring dengan peningkatan konsumsi.
“Data awal menunjukkan jumlah perjalanan liburan ke AS yang relatif tinggi dilakukan selama liburan Memorial Day, yang merupakan awal tradisional musim berkendara. Perjalanan udara juga meningkat,” kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ Bank, dikutip dari Reuters.
Di lain sisi, kenaikan harga minyak juga terjadi setelah Israel melakukan serangan ke wilayah pengungsi warga Palestina di Rafah.
Israel kembali mengirim rudal ke wilayah Rafah di Gaza. Serangan Tel Aviv itu menghantam area Tel As-Sultan di Rafah bagian barat yang dipenuhi ratusan ribu pengungsi.
Para saksi mengatakan kepada media lokal bahwa setidaknya delapan rudal menghantam kamp pengungsi tersebut pada Minggu lalu sekitar pukul 20:45 waktu setempat.
Serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar, yang berhasil dipadamkan oleh tim Pertahanan Sipil Palestina setelah sekitar 45 menit.
Selain menyebabkan kebakaran hebat, serangan tersebut juga menimbulkan korban tewas. Jumlah korban tewas mencapai 40 orang. SementaraReutersmengutip Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 35 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Ketegangan tersebut membuat pasar khawatir akan meluasnya konflik ke Timur Tengah dan mempengaruhi pasokan minyak di Timur Tengah, sehingga membuat harga kembali terkerek naik.
Di lain sisi, Investor juga mencermati data persediaan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute yang akan dirilis hari ini. Data tersebut tertunda satu hari karena libur Memorial Day pada Senin lalu.
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 1,9 juta barel pada pekan lalu, berdasarkan survei awal Reuters pada Selasa kemarin.
Selain itu, investor juga menanti data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed.
Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.
Namun baru-baru ini, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen telah mengurangi prospek suku bunga.
Sebelum rilis data PCE AS, investor memantau rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) versi Conference Board untuk periode Mei 2024. Conference Board melaporkan IKK Negeri Paman Sam pada Mei 2024 naik menjadi 102, dari sebelumnya pada April lalu di angka 97.
Hal ini menandakan bahwa konsumen mulai kembali optimis setelah pada bulan lalu sempat pesimis. IKK menggunakan angka 100sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka berarti konsumen optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang. Sebaliknya, jika di bawah 100, maka konsumen pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Setelah Naik Tinggi, Harga Minya WTI & Brent Hari Ini Turun Tipis
(chd/chd)