Jakarta, CNBC Indonesia – Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan mayoritas tabungan valuta asing (valas) warga RI mengalami penurunan, kecuali pada kelas tabungan di atas Rp 5 miliar.
“Kalau kita lihat pembagian, yang [valasnya] tumbuh paling besar itu yang [tabungan] di atas Rp 5 miliar. Kalau [tabungan] di antara Rp 100 juta hingga Rp 2 miliar itu pertumbuhannya negatif,” jelas Purbaya dalam konferensi pers Tingkat Bunga Penjaminan Mei 2024, Selasa (28/5/2024).
Secara lebih rinci, Purbaya mengungkapkan tabungan valas antara Rp 200 juta hingga Rp 500 juta menjadi yang terkontraksi paling dalam atau turun 13% secara tahunan (yoy).
Dirinya juga menjelaskan bahwa tabungan Rp 200 juta hingga Rp 1 miliar secara konsisten mengalami kontraksi terus menerus sejak bulan Januari sampai April tahun ini.
Sementara itu, untuk tabungan valas di bawah Rp 100 juta juga mengalami kontraksi 4,57% yoy. Tren penurunan ini juga telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Purbaya mengungkapkan kontraksi tabungan valas ini diakibatkan oleh pengambilan keuntungan hingga penarikan untuk memenuhi kebutuhan dana tambahan.
“Jadi mungkin mereka sebagian take profit atau perlu dana tambahan untuk kegiatan mereka,” ungkap Purbaya
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) diketahui memutuskan untuk mempertahankan tingkat bunga penjaminan (TBP) bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR). Dengan demikian tingkat bunga masing-masing menjadi 2,25% untuk valas, 4,25% untuk bank umum dan 6,75% untuk BPR.
Artikel Selanjutnya
Tabungan Bank Dijamin LPS Atau Tidak? Ini Syarat Simpanan Layak Bayar
(fsd/fsd)