Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir sebulan terakhir, saham-saham konglomerat Prajogo Pangestu, salah satunya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang IHSG. Bila dibandingkan dengan harga terendah tahun ini pada 15 Januari 2024, BREN sudah terbang lebih dari dua kali lipat atau tepatnya 153,95% ke level Rp 11.250.

Harga saham yang meroket membuat kapitalisasi pasar-nya kini mencapai yang tertinggi di bursa, mencapai Rp 1.501,75 triliun.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Manullang mengungkapkan, dalam rangka perlindungan investor, BEI melakukan tindakan pengawasan antara lain unusual market activity (UMA), suspensi pada 2 sesi, dan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut.

“Apabila tindakan pengawasan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut dibuka atas saham tertentu, maka saham tersebut akan masuk papan pemantauan khusus selama satu bulan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/5/2024).

Menurutnya, sejumlah jenis tindakan pengawasan tersebut bukan sanksi terhadap saham tertentu, namun merupakan tindakan untuk mendukung perlindungan investor.

Tindakan pengawasan UMA lebih dulu dilaksanakan sebelum suspensi cooling down dan suspensi sampai pengumuman lebih lanjut.

“Jadi, apabila ada tindakan pengawasan ini, investor perlu mempertimbangkan keputusan investasinya dengan mendapatkan informasi sebanyak yang diperlukan terhadap saham2x tertentu yang dikenakan tindakan pengawasan bursa, sebelum memutuskan membeli atau menjual saham tersebut,” jelasnya.

Kembali bergairahnya saham-saham Prajogo terjadi di tengah kabar bahwa saham BREN resmi masuk ke dalam FTSE Global Equity Index, large cap periode Juni 2024.

FTSE Global Equity Index merupakan indeks bergengsi yang digunakan oleh para investor dalam mengambil keputusan investasi. Indeks ini mencakup total 19.000 perusahaan publik dengan market cap besar, menengah, kecil dan mikro di 49 negara termasuk emerging market.

Tetapi, proyeksi masuknya BREN ke dalam FTSE Global Equity Index masih dapat berubah, seiring FTSE masih dapat merevisi komposisi saham hingga penutupan perdagangan 7 Juni mendatang.

FTSE Russell mengumumkan rebalancing indeks FTSE Global Equity Series dengan memasukkan BREN. Akan tetapi, perubahan ini baru akan berlaku per penutupan Jumat, 21 Juni 2024 dan efektif pada Senin, 24 Juni 2024.

Namun sayangnya, saham BREN kemudian langsung disuspensi oleh BEI. Sebelumnya saham BREN juga disuspensi BEI pada perdagangan 3 Mei 2024 akibat terjadi peningkatan harga kumulatif yangsignifikan, sehingga suspensi BREN pada hari ini menjadi yang kedua kalinya pada tahun ini.

Jika melihat pergerakan harga saham BREN sejak listing bisa dibilang sangat volatil, harga meroket drastis dalam dua bulan menembus Rp 8.000 per lembar, tetapi dua pekan setelahnya malah anjlok hingga ke level Rp 4.000 per lembar, turun lebih dari 50%.

Meski begitu, harga saham kemudian bangkit lagi dalam tiga bulan terakhir ini dan memecahkan rekor level tertinggi-nya sejak IPO.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Dicecar Bursa Karena Naik 40,53%, Ini Jawaban Emiten Prajogo (BREN)


(mkh/mkh)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *