Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka cenderung menguat pada perdagangan Selasa (28/5/2024), setelah pada perdagangan kemarin tidak dibuka karena adanya libur Hari Memorial.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,27% ke posisi 38.962,51. Tetapi indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite cenderung menguat. S&P 500 naik 0,16% ke 5.313,2, sedangkan Nasdaq menguat 0,41% menjadi 16.990,66.
S&P 500 dan Nasdaq berhasil menguat, tetapi Dow Jones terpaksa harus terkoreksi, setelah pada perdagangan kemarin tidak dibuka karena adanya libur Hari Memorial.
Investor di AS menanti rilis data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed.
Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.
Namun baru-baru ini, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen telah mengurangi prospek suku bunga.
Sebelum rilis data PCE AS, investor memantau rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) versi Conference Board untuk periode Mei 2024. Konsesus pasar memperkirakan IKK kali ini akan cenderung melandai menjadi 95,9.
Sentimen konsumen di AS melemah pada periode April 2024, dengan IKK CB turun menjadi 97, angka terendah sejak Juli 2022, dari 103,1 (direvisi dari 104,7) pada bulan Maret 2024.
IKK menggunakan angka 100sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka berarti konsumen optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang. Sebaliknya, jika di bawah 100, maka konsumen pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang.
Di lain sisi, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa dia ingin melihat data “berbulan-bulan lagi” yang menunjukkan penurunan inflasi sebelum menurunkan suku bunga.
Dia juga mengatakan tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika tekanan harga kembali meningkat.
Hal ini menambah daftar pejabat The Fed yang masih bersikap hawkish setelah risalah FOMC yang dirilis pada pekan lalu, di mana sebagian besar pejabat The Fed masih enggan untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan para pejabat the Fed sejak awal tahun ini. Sejauh ini, The Fed masih menargetkan inflasi melandai 2%.
“Para pejabat mengamati bahwa meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, namun dalam beberapa bulan terakhir masih kurang ada kemajuan menuju target 2%,” demikian isi risalah the Fed.
Namun, perkiraan pasar akan pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada September cenderung meningkat sedikit. Melansir perhitungan CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan 48% penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bp) pada September.
Dari kabar emiten di AS, saham Nvidia melonjak lebih dari 4% di awal sesi Selasa, dengan momentum dari kinerja kuat pada pekan lalu yang memberikan tekanan pada Nasdaq yang padat teknologi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Wall Street Dibuka Naik Sih, Tapi Tipis-Tipis Aja Nih
(chd/chd)