Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Joko Widodo mengungkapkan persoalan bunga pinjaman atau utang menjadi salah satu aspek yang ditakuti negara-negara di dunia. Hal itu diungkapkan Jokowi saat menghadiri pelantikan pimpinan pusat GP Ansor Masa Khidmah 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2024).
“Karena semua negara itu memiliki pinjaman, ada yang sampai 220%, nggak usah saya sebutkan negara mana bapak ibu saya kira sudah tahu, ada yang 130% yang dekat kita, saya kita bapak-ibu juga sudah tahu,” ujar Jokowi.
“Dan kita pada tataran kalau dibandingkan dengan negara-negara lain kita berada di angka 39% itu sebetulnya masih jauh dari Undang-undang yang diperbolehkan dan juga jauh dari negara-negara lain yang tadi juga saya sampaikan. Ini sekali lagi patut kita syukuri bersama,” lanjutnya.
Menurut Jokowi, momentum baik perekonomian Indonesia harus dipertahankan, bahkan terus ditingkatkan. Tujuannya untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Yang paling penting menurut saya bagaimana kita bisa menjaga agar tidak terjadi turbulensi politik. Kita menjaga semuanya agar ada stabilitas politik karena itu menjadi kunci pembangunan di negara manapun,” kata Jokowi.
“Kalau ini tidak bisa kita pertahankan, yang terjadi adalah kerusakan ekonomi kembali. Oleh sebab itu, di sini hadir ketua-ketua partai, ke depan sekali lagi stablitas politik itu penting sekali,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Jokowi bilang pembangunan merata perlu keberlanjutan. Pun hilirisasi industri.
“Program-program kerakyatan itu perlu keberlanjutan. Transformasi menuju ekonomi hijau juga perlu keberlanjutan. Pengembalian aset, seperti Freeport, Newmount, Rokan, itu juga perlu keberlanjutan,” ujar Jokowi.
Artikel Selanjutnya
Nah! Ini Dia Sang Legenda Debt Collector di Indonesia
(miq/miq)