Jakarta, CNBC Indonesia- Tekanan ekonomi dan geopolitik global masih menjadi sentimen yang mendorong berlanjutnya era suku bunga tinggi. Saat ini Bank Sentral AS, The Fed belum memberikan sinyal pemangkasan suku bunga yang membuat suku bunga global lainnya termasuk BI Rate masih akan bertahan di level tinggi.
Senior Economist PT Bahana TCW Investment Management, Emil Muhamad mengatakan kondisi suku bunga ini akan berdampak ke sejumlah sektor tertutama sektor yang memiliki tingkat utang tinggi dan yang memiliki utang valas. Namun era suku bunga tinggi saat ini belum akan menjadi new normal baru dan masih berpeluang untuk berakhir yang akan dimulai dari Eropa, AS hingga Emerging market termasuk Indonesia.
Bagi sektor yang sensitif dengan suku bunga tinggi, Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz menyebutkan bahwa BI saat menaikkan suku bunga juga memberikan insentif terkait likuiditas sehingga masih mampu memberikan ruang pertumbuhan bagi sektor terdampak lonjakan suku bunga.
Seperti apa dampak kenaikan suku bunga bagi sektor usaha terkait? Bagaimana efeknya terhadap Rupiah? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Senior Economist PT Bahana TCW Investment Management, Emil Muhamad dan Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (22/05/2024).