Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum memutuskan kelanjutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke depan. Ia bakal mengevaluasi setelah Juni 2024 dan belum mau mengungkapkan bakal adanya penambahan atau pengurangan subsidi.
Padahal harga minyak dunia sudah mulai naik dan diperkirakan minyak masih akan bergerak di sekitaran level US$80 per barel setidaknya sampai pertemuan OPEC+ minggu depan pada tanggal 1 Juni.
Di sisi lain, Rusia mengatakan akan mengajukan rencana untuk mengkompensasi kelebihan kuota produksi minyak OPEC+ pada bulan April.
Dari dalam negeri, sejauh ini pemerintah masih menahan harga energi seperti BBM hingga Juni mendatang. meski harga minyak mentah dunia mengalami tekanan adanya peningkatan tensi konflik di timur tengah.
“Sejauh ini saya belum ada perubahan (evaluasi subsidi energi Juni),” kata Sri Mulyani saat ditanya wartawan, di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip Sabtu (25/5/2024).
Meskipun demikian, ia belum bisa memastikan apakah harga BBM akan terus ditahan pemerintah hingga akhir tahun. “Saya belum update mengenai hal itu,” katanya.
Sri Mulyani mengatakan pihaknya saat ini tengah fokus membahas pelaksanaan APBN 2025 dengan DPR terkait Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal.
Adapun menurutnya kebijakan terkait subsidi BBM juga tercantum dalam APBN 2024 yang sudah ditentukan. Namun terkait langkah – langkah baru yang akan dilakukan oleh Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, maupun Pertamina, pihaknya akan mendukungnya.
“Tapi tentu langkah-langkah yang akan dilakukan baik oleh Kementerian ESDM, kementerian BUMN, dan Pertamina akan kita dukung saja. Karena mereka dalam APBN juga kan sudah ditetapkan jumlah volume dan juga anggaran subsidinya itu yang perlu dijaga oleh kementerian ESDM dan Pertamina.
Sebelumnya Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memastikan harga BBM tidak akan mengalami perubahan. Meski adanya gejolak mentah dunia akibat meningkatnya tensi konflik di Timur Tengah.
“(Evaluasi subsidi energi) akan dilakukan setelah bulan Juni,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Seperti yang diketahui pada tahun 2024 ini, pemerintah telah menetapkan target subsidi energi sebesar Rp 186,9 triliun, dengan rincian Rp 113,3 triliun untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG, serta Rp 73,6 triliun untuk subsidi listrik.
Artikel Selanjutnya
Terkuak, Ini Alasan PIS Ekspansi ke Asia Pasifik
(haa/haa)