Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa saham terpantau sudah tergolong mahal secara nominalnya, di mana ada 17 saham yang harganya sudah berada di atas Rp 10.000 per unit. Bahkan, ada saham yang harganya kini hingga ratusan ribu rupiah.
Seperti yang diketahui, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) saat ini menjadi satu-satunya saham yang termahal di Indonesia, di mana harganya sudah mencapai Rp 130.500/unit atau mencapai Rp 13 juta per lot bagi investor ritel yang ingin mengoleksi. Alhasil, karena dinilai sudah terlalu mahal, maka perseroan berencana melakukan aksi korporasi yakni pemecahan saham atau stock split.
Selain DSSA, tentunya ada beberapa saham yang juga tergolong cukup mahal. Namun harganya masih berkisar belasan hingga puluhan ribu rupiah.
Berikut daftar saham termahal di Indonesia.
Nilai saham suatu emiten atau perusahaan terbuka diukur dari harga per lembar saham yang dipengaruhi oleh sejumlah hal, seperti situasi pasar hingga kinerja emiten tersebut. Salah satu cara umum untuk menentukan harga saham mahal atau tidak yakniPrice-to-Earnings ratio(P/E) atau PER.
Selain itu, nilai saham perusahaan diukur oleh harga per lembar saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kinerja perusahaan dan situasi pasar.
Namun, mahalnya saham dari nominal dengan dari rasio PER tentunya berbeda. Jika dari nominal sekilas terlihat mahal, belum tentu dari PER-nya juga mahal. Berlaku juga sebaliknya.
Tetapi, jika dari nominalnya sudah cukup mahal, maka tidak semua investor dapat membelinya, sehingga biasanya perseroan akan melakukan stock split agar harganya dapat terjangkau terutama bagi investor ritel.
Hal inilah yang dilakukan oleh DSSA agar investor ritel dapat membeli saham Grup Sinar Mas tersebut.
Sebelumnya, DSSA berencana melakukan pemecahan saham atau stock split dengan rasio 1:10, sehingga harga DSSA pasca stock split diperkirakan akan menjadi belasan ribu rupiah.
Perusahaan menjelaskan aksi korporasi ini dilakukan karena harga saham yang sangat tinggi tersebut tidak dapat menjangkau banyak investor dan perdagangan saham DSSA jadi tidak likuid.
“Harga saham Perseroan saat ini relatif sangat tinggi. Hal ini menyebabkan nilai pembelian untuk 1 (satu) lot saham Perseroan hanya dapat terjangkau bagi sebagian kecil investor dan perdagangan saham Perseroan menjadi tidak likuid,” kata Sekretaris Perusahaan DSSA dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (20/5/2024).
“Stock Split diharapkan dapat meningkatkan minat investor untuk membeli saham Perseroan, meningkatkan jumlah pemegang saham Perseroan, meningkatkan likuiditas saham Perseroan, dan mendukung pertumbuhan nilai Perseroan.”
Untuk itu, DSSA akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar bisa (RUPSLB) yang akan diadakan pada Selasa, 25 Juni 2024.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Artikel Selanjutnya
IHSG Dibuka Bergairah & Berhasil Balik Lagi Ke 7.200-an
(chd/chd)