Jakarta, CNBC Indonesia – Penguatan rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya masih potensi berlanjut setelah data inflasi AS terpantau melandai sesuai ekspektasi.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup terapresiasi 0,4% di angka Rp16.025/US$ pada kemarin, Rabu (15/5/2024). Penguatan rupiah ini berbanding terbalik dengan sehari sebelumnya yang turun sebesar 0,09%.
Penguatan rupiah pada hari ini, Kamis (15/5/2024) tampaknya masih bisa berlanjut setelah AS merilis data inflasi konsumen yang sesuai ekspektasi pada Rabu malam.
Inflasi harga konsumen AS tercatat 3,4% secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2024. Tingkat kenaikan harga konsumen AS setara dengan perkiraan konsensus Trading Economics sebesar 3,4%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 sebesar 3,5%.
Secara bulanan, inflasi AS ada di angka 0,3% pada April 2024, atau melandai dibandingkan Maret yang tercatat 0,4%.
Inflasi inti, di luar harga energi dan pangan, melandai ke 3,6% (yoy) pada April 2024, dari 3,8% (yoy) pada Maret 2024. Secara bulanan, inflasi inti melandai ke 0,3% pada April 2024 dibandingkan dengan 0,4% pada Maret 2024.
Inflasi inti AS yang tidak termasuk kenaikan harga komoditas dan makanan minuman tercatat sebesar 3,4% secara tahunan setara dengan perkiraan konsensus. Inflasi inti ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 yang tercatat naik 3,8%.
Data ekonomi terkini di AS memberikan gambaran yang menguntungkan untuk potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Dengan harga konsumen naik lebih rendah pada bulan April dan penjualan ritel tetap datar, menjadi sinyal The Fed mungkin akan memulai siklus pelonggaran untuk mendukung ekonomi.
Berkat data inflasi yang membaik, yield US Treasury pada semalam langsung koreksi lebih dari 2% menyentuh posisi 2,32% atau terendah sejak awal April 2024. Indeks dolar AS (DXY) juga merespon dengan penurunan 0,70% menguji level 104,14.
Melihat data yield US Treasury dan DXY yang kian turun, ini menunjukkan tekanan kekuatan dolar AS semakin mereda terhadap rupiah. Harapannya aliran dana asing juga bisa mengalir kembali ke Tanah Air yang akan mendorong pergerakan atraktif pasar domestik.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah sudah berhasil menembus beberapa garis rata-rata seperti Moving Average/MA 20,50, 100, dan 200 berkat penguatan kemarin.
Meski begitu, tren pergerakan masih terpantau konsolidasi, jika penguatan masih berlanjut, rupiah potensi melewati level psikologis Rp16.000/US$ dan menguji support selanjutnya di Rp15.980/US$ yang diambil berdasarkan low candle intraday pada 8 Mei 2024.
Sementara untuk resistance atau potensi pelemahan terdekat yang perlu diantisipasi berada di Rp16.080/US$ atau tepat dengan garis rata-rata selama 200 jam atau Moving Average/MA 200.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
|
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Video: Rupiah Anjlok, Tembus Rp16 Ribu Per Dolar AS
(tsn/tsn)