Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (16/5/2024), menandakan bahwa IHSG sudah melesat selama dua hari beruntun.
IHSG ditutup melesat 0,93% ke posisi 7.246,7. IHSG berhasil kembali ke level psikologis 7.100 pada perdagangan hari ini.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 14 triliun dengan melibatkan 19miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 2,69%.
Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penggerak atau movers IHSG. Berikut daftarnya.
Dua emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini. Namun pada hari ini sedikit berbeda. Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menjadi penopang indeks akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 16,8 indeks poin. Selain BRPT, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menjadi movers indeks sebesar 15,7 indeks poin.
IHSG kembali melesat di tengah kabar cenderung sedikit menggembirakan dari Amerika Serikat (AS), di mana kenaikan inflasi konsumen AS pada April 2024 sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Inflasi AS sebagai petunjuk terkait kenaikan harga di tingkat konsumen telah dirilis pada Rabu kemarin pukul 19.30 WIB.Inflasi harga konsumen (consumer price index/CPI) AS tercatat 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy)pada April 2024.
Tingkat kenaikan CPI AS setara dengan perkiraan konsensusTrading Economicssebesar 3,4%. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 sebesar 3,5%.
Secara bulanan, inflasi AS ada di angka 0,3% pada April 2024, atau melandai dibandingkan Maret yag tercatat 0,4%.
Inflasi inti, di luar harga energi dan pangan, melandai ke 3,6% (yoy) pada April 2024, dari 3,8% (yoy) pada Maret 2024. Secara bulanan, inflasi inti melandai ke 0,3% pada April 2024 dari 0,4% pada Maret 2024.
Inflasi inti AS yang tidak termasuk kenaikan harga komoditas dan makanan minuman tercatat sebesar 3,4% secara tahunan setara dengan perkiraan konsensus. Inflasi inti ini lebih rendah dibanding periode Maret 2024 yang tercatat naik 3,8%.
Data ekonomi terkini di AS memberikan gambaran yang menguntungkan untuk potensi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dengan CPI naik lebih rendah pada April lalu dan penjualan ritel tetap datar,menjadi sinyal The Fed mungkin akan memulai siklus pelonggaran untuk mendukung ekonomi.
Perlambatan inflasi dan stagnasi penjualan ritel menandakan perlambatan dalam permintaan domestik, yang sejalan dengan tujuan Fed untuk mencapai “soft-landing” bagi ekonomi.
Ekonom memperkirakan tekanan inflasi akan mereda dalam kuartal mendatang, secara bertahap mendekati target 2% dari Fed. Ketua Fed Jerome Powell menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan mundur ke tingkat yang menyerupai tahun sebelumnya.
Pasar keuangan merespons positif terhadap outlook ini, dengan probabilitas pemotongan suku bunga di September semakin meningkat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Artikel Selanjutnya
IHSG Parkir di 7.200-an, 7 Saham Ini Jadi Penopang
(chd/chd)