Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa emiten sektor asuransi umum telah mengumumkan pembagian dividen. Di antara 12 perusahaan asuransi umum publik di Indonesia, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) memberikan dividen dengan imbal hasil paling atraktif dan dinilai menjadi buffer saat pasar tertekan.
Hingga bulan Mei 2024, terpantau ada 5 perusahaan asuransi yang telah menetapkan penggunaan laba bersihnya untuk dibagikan menjadi dividen kepada pemegang saham. Mereka adalah PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG), PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI), PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM), PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dan TUGU.
Besaran dividen yang dibagikan bervariasi mulai dari 22% hingga 100% dari laba bersih. Namun secara nominal maupun yield, TUGU menjadi yang paling besar jika dibandingkan dengan peers-nya di sektor yang sama.
Pada Senin, 29 April 2024, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) merestui TUGU untuk membagikan 40% dari laba bersihnya menjadi dividen atau setara dengan Rp528,96 miliar.
Adapun pada 20 Desember 2023, TUGU telah membagikan dividen interim senilai Rp90,71 miliar. Artinya sisa dividen tunai yang akan dibayarkan oleh perseroan adalah senilai Rp438,25 miliar atau setara dengan Rp123,26 per saham.
Apabila mengacu pada nilai dividen per saham Rp123,26 dibandingkan dengan harga penutupan saat cum-date di Rp1.170, maka yield yang diperoleh adalah sekitar 10,5%. Ini menjadi yield tertinggi yang ditawarkan.
“Tidak hanya payout, nilai serta yield-nya juga yang paling besar sehingga ini akan menjadi semacam buffer. Apalagi di 1Q24 kinerja keuangannya juga masih tumbuh positif sehingga untuk outlook 2024 masih cerah dan potensi pembayaran dividen di tahun-tahun ke depan masih solid karena kekuatan modal yang besar dan kuat ungguli kompetitornya.” Jelas Nurwachidah, Analis Phintraco Sekuritas, Kamis (16/5/2024).
Dengan dividen yield yang atraktif serta kinerja yang solid hingga valuasi yang masih murah, saham TUGU dinilai dapat memiliki resiliensi yang baik di tengah sentimen pasar yang masih diwarnai ketidakpastian dan tingginya outflow dana asing dari pasar modal RI belakangan ini.
“TUGU merupakan saham dengan fundamental baik dan undervalued. Bisa kita lihat PBV kurang dari 0,5x maka ini diharapkan menjadi buffer karena memang valuasi juga sudah murah. Kemudian momentum ex-date biasanya juga akan membawa tekanan yang cenderung temporer, jadi tidak perlu dirisaukan.” Ujar Nur merespons adanya peluang koreksi lanjutan pasca cum-date.
Nur melihat bahwa saham TUGU dengan fundamental baik, valuasi murah serta dividen yang atraktif cocok untuk menjadi saham yang diinvestasikan jangka panjang.
Artikel Selanjutnya
Saham TUGU Jadi Buruan Investor, Analis Ungkap Sebabnya
(ayh/ayh)