Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas saham perbankan raksasa terpantau kembali bergairah pada perdagangan sesi II Rabu (15/5/2024), di mana beberapa saham bank raksasa melanjutkan penguatannya sejak perdagangan Selasa kemarin.
Per pukul 15:10 WIB, dari lima saham bank raksasa, hanya satu saham yang cenderung stagnan pada sesi II hari ini. Sedangkan sisanya berhasil melesat 1% bahkan ada yang sudah melejit nyaris 8%.
Adapun saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi yang paling kencang penguatannya pada sesi II hari ini, yakni melejit 7,66% ke posisi Rp 2.530/unit. Bahkan, saham BRIS sempat melejit 8,51% sekitar pukul 14:00 WIB. Saham BRIS rebound setelah tiga hari beruntun merana.
Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi satu-satunya saham bank raksasa yang cenderung stagnan pada hari ini.
Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi II hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 2530 | 7,66% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 6375 | 2,82% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 4830 | 2,11% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 5000 | 1,42% |
Bank Central Asia | BBCA | 9550 | 0,00% |
Sumber: RTI
Sudah dua hari terakhir mayoritas saham perbankan raksasa menghijau, di mana pada hari ini menjadi yang paling positif pergerakannya.
Hal ini lantaran fundamental saham perbankan dinilai masih cukup baik, disertai valuasi saham perbankan besar sudah cukup murah akibat penurunan saham dalam beberapa waktu terakhir.
Tak hanya itu saja, kinerja keuangan yang masih cukup solid juga menjadi penahan koreksi saham perbankan besar.
Pada kuartal pertama 2024, beberapa perbankan raksasa masih mencatatkan laba yang cukup cemerlang. Contoh saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang membukukan pertumbuhan laba sebesar 2,47% (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2024 menjadi Rp 15,88 triliun. Berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba BBRI tumbuh pesat 27,4% yoy.
Sementara untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 1,13% secara tahunan (yoy). Pada kuartal I-2023, pertumbuhan laba perseroan tumbuh pesat sebesar 25,2% yoy.
Kemudian BBNI membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp5,32 triliun pada kuartal I-2024, tumbuh 2,02% yoy.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi satu-satunya bank jumbo yang membukukan pertumbuhan laba dobel digit pada kuartal I-2024. Laba BBCA naik 11,7% yoy menjadi Rp12,87 triliun hingga Maret 2024.
Meski begitu, pertumbuhan laba BBCA pada awal tahun ini masih jauh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba BBCA bisa melesat 42,97%.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai era suku bunga tinggi tidak juga berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perbankan dan mengganggu ekspansi kredit.Oleh karena itu, OJK masih optimistis target pertumbuhan kredit tahun ini pada rentang 9%-11% yoy dapat tercapai.
“Kita masih tetap [optimistis] fungsi intermediasi perbankan akan berjalan baik dalam waktu penuh tantangan,” ujar Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK.
Hal itu juga seiring strategi perbankan untuk mengelola biaya dana di tengah era suku bunga tinggi. Dian mengatakan saat ini ada kecenderungan kenaikan standar penyaluran kredit, namun dia menilai hal ini positif karena bank akan lebih berhati-hati dalam menjalankan fungsi intermediasi.
CNBC Indonesia Research
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Artikel Selanjutnya
Saham Bank Raksasa Bergairah Lagi
(chd/chd)