Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan sesi I Senin (13/5/2024), setelah libur panjang akhir pekan kemarin.

Pada pembukaan sesi I hari ini, IHSG dibuka turun 0,19% ke posisi 7.075,17. Selang delapan menit setelah dibuka, koreksi IHSG sedikit membesar yakni menjadi 0,28% ke 7.069,2.

Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,9 triliun dengan volume transaksi mencapai 2,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 114.281 kali.

IHSG cenderung melemah karena pasar masih menimbang sentimen pasar di global saat pasar keuangan Indonesia libur panjang Hari Kenaikan Yesus Kristus.

Di lain sisi, sentimen pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri cenderung ramai pada pekan ini, sehingga diperkirakan IHSG bergerak cenderung volatil terutama pada hari ini.

Pada hari ini, data yang akan dirilis di dalam negeri yakni data indeks keyakinan konsumen (IKK) periode April 2024.

Konsensus pasar mengindikasikan bahwa IKK Indonesia pada bulan lalu cenderung mengalami penurunan kecil, diproyeksikan turun menjadi 123,1, dari angka sebelumnya yang berada di 123,8 pada Maret lalu.

Dalam penghitungannya, IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Skor di atas 100 menandakan bahwa konsumen memiliki pandangan optimis terhadap situasi ekonomi yang sedang berlangsung.

Sementara itu dari luar negeri, beberapa data ekonomi yang akan dirilis dan sudah dirilis pada pekan lalu akan dipantau oleh pelaku pasar, salah satunya yakni data inflasi China.

Pada Sabtu lalu, China telah merilis data inflasinya pada periode April 2024. Biro Statistik Nasional (NBS) melaporkan Indeks harga konsumen (IHK) yang meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya (year-to-year/yoy).

Kenaikan tersebut mencatatkan angka lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan 0,1% pada Maret 2024.

Pada Rabu lalu, China juga melaporkan ekspor mereka akhirnya tumbuh 1,5% (yoy) pada April. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kontraksi 7,5% pada Maret 2024.

Impor China juga tumbuh 8,4% (yoy) pada April, dari kontraksi 1,9% (yoy) pada Maret 2024.
Tumbuhnya ekspor dan impor China serta inflasi ini menjadi kabar baik. Dengan menguatnya impor China dan naiknya inflasi maka sinyal kenaikan permintaan dari Tiongkok sudah menyala.

Kondisi ini akan menguntungkan Indonesia sebagai salah satu pemasok barang terbesar ke China.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), pada pekan ini, data inflasi periode April juga akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Jika inflasi AS melandai maka optimisme pemangkasan suku bunga akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya.

AS akan merilis terlebih dahulu data inflasi produsen (PPI). Kemudian pada Rabu pekan depan, barulah data inflasi konsumen (CPI) dirilis.

Konsensus pasarTrading Economicsmemperkirakan PPI AS pada bulan lalu cenderung naik sedikit menjadi 2,2% secara tahunan (yoy) dan cenderung stabil di 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sementara untuk CPI, pasar memperkirakan CPI AS akan sedikit mendingin menjadi 3,4% (yoy) dan 0,3% (mtm) pada April 2024. Adapun CPI inti juga diprediksi sedikit melandai menjadi 3,7% (yoy).

Sebagai catatan, inflasi AS menanjak ke 3,5% (yoy) pada Maret 2024.

Data inflasi yang lebih rendah bisa membantu memperkuat harapan akan dua pemangkasan, dan memperkuat keyakinan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan melakukan pemangkasan pertamanya pada pertemuan September.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Terima Kasih The Fed! IHSG Terbang 1,42% Pepet Level 7.200


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *