Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan kendaraan listrik raksasa asal China, BYD, memborong 108 hektar (ha) di kawasan industri Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA).
Dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Erlin Budiman VP Head of Investor Relations SSIA menyebut BYD yang mulai masuk pada tanggal 30 April lalu menjadi penyewa utama di kawasan tersebut dengan area lahan paling besar.
“Ini menandai pencapaian monumental bagi Subang Smartpolitan, khususnya dalam penjualan lahan industri,” terang Erlin.
Perusahaan juga menyebut pendapatan konsolidasi SSIA tahun buku 2024 diperkirakan akan terkerek 23% menjadi Rp5,6 triliun, dengan laba bersih naik hingga 182%
menjadi Rp500 miliar.
Meski demikian pada kuartal I tahun 2024, SSSIA masih membukukan sebesar Rp14,9 miliar. Kerugian tersebut membengkak jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 9,3 miliar.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya lainnya, khususnya biaya kompensasi berbasis saham (Program Opsi Saham Karyawan dan Manajemen / MESOP) sebesar Rp35,5 miliar atau 47.057.700 saham MESOP).
“Ini adalah pengeluaran satu kali jika kita menghilangkan biaya kompensasi berbasis saham ini, maka laba bersih 1Q24 menjadi Rp20,6 miliar,” tulis manajemen, Senin (13/5).
Padahal, pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,09 triliun sepanjang kuartal I tahun 2024. Angka tersebut tumbuh sebesar 13,8% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 959,0 miliar.
Peningkatan ini terutama didorong oleh pendapatan segmen perhotelan yang meningkat sebesar 28,0% atau sebesar Rp 51,1 miliar, sementara pendapatan di segmen bisnis property dan konstruksi SSIA meningkat sebesar 24,5% dan 9,6% masing-masing Rp 31,4 miliar dan Rp 62,2 miliar.
Sehingga, laba kotor pada kuartal I tahun 2024 meningkat sebesar 34,4% secara tahunan menjadi Rp 307,0 miliar, naik dari Rp228,3 miliar pada tahun 2023.
Laba tersebut didorong oleh peningkatan laba kotor properti sebesar 71,2% atau Rp33,3 miliar dan peningkatan laba kotor perhotelan sebesar 32,7% atau Rp36,7 miliar.
EBITDA kuartal I tahun 2024 yang meningkat sebesar 39,7% secara tahunan menjadi Rp147,1 miliar dari Rp105,3 miliar, sebagai hasil dari peningkatan EBITDA properti sebesar 95,3% atau Rp27,5 miliar dan EBITDA perhotelan sebesar 40,1% atau Rp16,6 miliar.
Adapun posisi kas perusahaan di kuartal I tahun 2024 adalah Rp 904,9 miliar atau mengalami penurunan sebesar 25,8% dari Rp1.219,0 miliar dis eoanjang tahun 2023.
Utang yang dikenakan bunga adalah Rp 2,4 triliun pada kuartal I tahun 2024, penurunan sebesar 4,9% dari Rp2,5 trilium dibandingkan periode yang saham tahun 2023. Pada kuartal I, rasio utang terhadap ekuitas (gearing) adalah 53,4%.
Artikel Selanjutnya
Sebut Tesla-BYD, Ternyata Ini Alasan Erick Soal Akuisisi Vale
(fsd/fsd)