Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah investor asing kembali masuk ke pasar keuangan domestik disertai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi pasar.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,37% di angka Rp16.020/US$ pada hari ini Senin (6/5/2024). Posisi ini semakin memperpanjang tren apresiasi rupiah yang terjadi sejak 2 Mei 2024.
Sementara DXY pada pukul 14:54 WIB naik ke angka 105,11 atau menguat 0,08%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan kemarin, Jumat (3/5/2024) yang berada di angka 105,03.
Euforia pasar keuangan domestik termasuk rupiah terpantau menguat pasca BPS merilis data pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan konsensus.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali naik menjadi 5,11% year on year/yoy pada kuartal I-2024.
Sedangkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi. Konsensus memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,09%.
Dari data BPS, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 mencapai Rp5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp3.112,9 triliun.
Selain itu, terpantau pula investor asing masuk ke pasar keuangan domestik yang menunjukkan bahwa investor asing mulai optimis dengan pasar keuangan domestik.
Bank Indonesia (BI) telah merilis data transaksi 29 April – 2 Mei 2024, bahwa investor asing di pasar keuangan domestik tercatat tercatat beli neto Rp3,06 triliun terdiri dari beli neto Rp3,75 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp2,27 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,58 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 2 Mei 2024, investor asing jual neto Rp53,76 triliun di pasar SBN, beli neto Rp6,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,87 triliun di SRBI.
Hal ini memberikan angin segar yang berujung pada penguatan pada pasar keuangan domestik termasuk rupiah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Rupiah Ambles Setelah BI Tahan Suku Bunga
(rev/rev)