Jakarta, CNBC Indonesia – PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) mencatat rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal I tahun ini meningkat menjadi Rp 1,13 triliun. Angka tersebut naik 117% dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 521,25 miliar.
Mengutip laporan keuangannya, kerugian pada kuartal I 2024 tersebut karena pendapatan bersih WIKA menurun 18,75% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 3,53 triliun per Maret 2024 dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 4,34 triliun.
Pendapatan WIKA selama hingga kuartal pertama 2024 didorong oleh infrastruktur dan gedung sebesar Rp 1,53 triliun. Lalu industri sebesar Rp 1,15 triliun. Kemudian, industrial plant senilai Rp 585,97 miliar. Serta hotel senilai Rp 192,28 miliar, dan realty dan properti Rp 33,02 miliar, dan investasi Rp 35,81 miliar.
Seiring dengan menurunnya pendapatan perseroan, membuat beban pokok pendapatan menurun 19,31% secara tahunan mejadi Rp 3,24 triliun.
Sehingga laba kotor perseroan yang menyusut 11,85% secara tahunan menjadi Rp 284,82 miliar, dari sebelumnya Rp 323,11 miliar.
Selain itu, kenaikan beban penjualan sebesar 32,30% secara tahunan dari Rp 1,19 miliar di kuartal I-2023, menjadi Rp 1,58 miliar di kuartal I-2024.
Sementara, beban umum dan administrasi terpantau meningkat 22,77% secara tahunan menjadi Rp 250,43 miliar pada kuartal I tahun ini.
Adapun total aset WIKA hingga akhir Maret 2024 menjadi Rp 64,6 triliun dibandingkan akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 65,9 triliun.
Artikel Selanjutnya
Mantap Penyehatan, Kontrak Baru WIKA Capai Rp 29,1 T di 2023
(fsd/fsd)