Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten pengelola gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mencatatkan lonjakan kerugian yang signifikan sepanjang 2023. PZZA mencetak rugi Rp 96,22 miliar. Angka itu melesat 310,23% dibanding periode yang sama tahun 2022, yakni senilai Rp 23,46 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, lonjakan kerugian ini diakibatkan oleh isu boikot produk Pizza Hut karena dianggap terafiliasi dengan Israel.

Penurunan penjualan sebesar 1,9% secara tahunan menjadi Rp3,54 triliun pada 2023 juga menjadi sebab melemahnya kinerja keuangan perusahaan. Laba kotor PZZA sendiri turut mengalami penurunan 2,84% secara tahunan menjadi Rp2,36 triliun.

Beban usaha PZZA hanya naik tipis menjadi Rp2,19 triliun di 2023 dari Rp2,18 di 2022. Kemudian, beban umum dan administrasi turun 6,52% secara tahunan menjadi Rp215,42 miliar. Pendapatan operasi dan lainnya juga turun 11,58% secara tahunan menjadi Rp22,16 miliar.

Beban operasi lainnya turun menjadi Rp16,15 miliar dari sebelumnya Rp18,64 miliar. Struktur beban usaha yang seperti itu tak mampu menahan tekanan di bottom line PZZA. Alhasil, perusahaan membukukan rugi operasi Rp40,18 miliar. Padahal, pada 2022, PZZA masih mencatatkan laba operasi Rp15,79 miliar.

Selain tertekan oleh penjualan, laba bersih PZZA kian tertekan usai perusahaan mencatat beban bunga dan keuangan Rp59,3 miliar. Angka ini naik 38,78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp42,73 miliar.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Curhat Bos Pizza Hut Jadi Korban Boikot Produk Israel


(ayh/ayh)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *